Jumat, 23 Juli 2010

Pintu Masuk Walet


Dalam membangun rumah walet perlu diperhatikan dalam meletakkan pintu masuk walet.karena bila sembarangan meletakkannya akan berakibat rumah walet susah berkembang.
Pintu masukwalet harus disesuaikan dengan arah burung walet pulang pada sore hari yaitu sekitar pukul 16.00 sampai 18.30 .Apabila burung walet pulang dari arah utara menuju selatan , maka arah pintu masuk walet harus menghadap ke utara,apabila burung walet pulang dari arah timur menuju ke barat maka arah pintu masuk walet harus menghadap ke timur. Demikian seterusnya.

Selasa, 20 Juli 2010

Jenis- jenis Burung Walet

Dari beberapa jenis burung walet yang ada, hanya 4 jenis walet yang sarangnya bisa dikonsumsi dan laku dijual. Keempat jenis sarang tersebut adalah
  1. Aerodramus fushipagus.
Walet jenis ini mempunyai ukuran panjang dari paruh sampai ekor 12 cm. Bentangan sayapnya 25 cm. Bulu bagian perut coklat muda. Paruh dan kakinya hitam. Jenis walet inilah yang selama ini di budidayakan dalam gedung- gedung walet. Walet Aerodramus fushipagus membuat sarang yang seluruhnya terbuat dari air liur(saliva). Apabila ada campuran bulu- bulu halus biasanya tidak banyak.warna sarang walet ini putih sehingga burung ini disebut pula edible-nest swiftlet, yen-ou.
Sarang yang dihasilkan rata- rata mempunyai lebar 6 - 10 cm dengan berat 6 - 9 gram. Kandungan air relatif sedikit atau sekitar 5 - 10 % karena kondisi iklim mikro(kelembapan udara,suhu,cahaya) di dalam gedung yang terkendali. Bentuk sarang relatif bagus dan bervariasi tergantung pemasangan sirip, usia walet, musim dan ola pemanenan. Pada pemasangan sirip kotak-kotak, akan dihasilkan sarang sudut. Pada sirip membujur atau melintang dengan jarak antar sirip yang telalu dekat > 20 cm, akan dihasilkan sarang yang memanjang seperyi bentuk perahu. apabila jarak pasang antar sirip sekitar 20-50 cm, akan dihasilkan bentuk sarang yang normal, yaitu seperti mangkuk dibelah dua.
Meskipun sebagian besar walet putih ini menghuni gedung-gedung walet, tapi masih ada yang tinggal di gua-gua alam. Salah satu gua alam yang sampai saat ini menjadi tempat berkembang walet putih adalah Gua Karangbolong, Kebumen-Jawa Tengah. Oleh Pemda setempat, sarang gua ini dilelang dan hasilnya menjadi pemasukan cukup besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kebumen.Gua lain yang juga dihuni walet putih yaitu Gua di Kabupatern Gunung Kidul, Pacitan, Pangkalanbung, Kepulauan Natuna, Gunung Pading Bangka Selatan, dan lain-lain.
Dari segi kualitas, sarang walet putih gua masih di bawah kualitas sarang walet gedung. Hal ini disebabkan karena teknis pengendalian iklim mikro gua relatif sulit dilakukan. Misalnya, masalah tingkat kelembaban yang mencapai angka 100% atau lebih sehingga kadar air sarang mencapai 15-20%, warna sarang kuning keruh atau agak coklat, dan bentuk sarang tidak seragam karena dinding gua tempat melekatnya sarang juga tidak beraturan.
Harga sarang Walet gua per kilogram hanya sekitar Rp 5 Juta hingga Rp 8 Juta, sedangkan harga sarang walet gedung sekitar Rp 10 juta hingga Rp 17 juta. Selain dikonsumsi di dalam negeri, sebagian besar sarang putih ini diekspor antara lain ke Singapura, Hongkong, Belanda, Jerman dan Amerika.
Sumber:Buku Memproduksi sarang walet Kualitas atas,
Karangan Drs.Arif Budiman